Hoaks Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat di Facebook: Modus Phishing yang Harus Diwaspadai

beritapenipuan.id – Belakangan ini beredar tautan pendaftaran guru program Sekolah Rakyat di media sosial Facebook. Tautan tersebut menampilkan formulir digital yang mengatasnamakan Kementerian Sosial (Kemensos). Namun setelah ditelusuri, laman itu tidak terhubung dengan situs resmi pemerintah. Formulir tersebut justru meminta data pribadi seperti nama lengkap hingga nomor Telegram, yang bisa dimanfaatkan pelaku untuk mencuri identitas atau menyebarkan malware.

Proses Resmi Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat

Kemensos menegaskan bahwa rekrutmen tenaga pendidik tidak dilakukan melalui formulir daring umum. Hanya guru yang telah menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang berhak mengikuti seleksi. Program Sekolah Rakyat sendiri merupakan kolaborasi antara Kemensos, Kemendikbud (saat ini Kemendikdasmen), Kementerian PANRB, dan BKN. Tujuannya untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.

Risiko Serius Jika Terjebak Tautan Palsu

Mengisi data di laman palsu sama saja membuka akses informasi pribadi kepada pihak yang tidak bertanggung jawab. Modus ini dikenal sebagai phishing atau rekayasa sosial, yang bertujuan mengelabui korban untuk menyerahkan identitas. Dampaknya bisa berupa penyalahgunaan data, pemerasan, hingga penipuan lanjutan.

Cara Aman Memverifikasi Informasi Rekrutmen

Masyarakat dapat melindungi diri dengan langkah-langkah berikut:

Periksa situs resmi seperti laman Kemensos, Kemendikbud/Kemendikdasmen, atau BKN sebelum mengisi data.
Jangan klik tautan mencurigakan dari WhatsApp, DM, atau Facebook tanpa konfirmasi.
Lakukan klarifikasi ke kanal resmi kementerian atau akun media sosial terverifikasi jika menemukan informasi pendaftaran online.
Waspadai formulir yang meminta data sensitif seperti nomor rekening, alamat lengkap, atau dokumen identitas tanpa dasar resmi.

Tetap Waspada dan Cerdas Digital

Hoaks rekrutmen guru Sekolah Rakyat hanyalah satu contoh dari banyak modus penipuan online yang beredar. Dengan literasi digital yang baik, masyarakat bisa menghindari jebakan semacam ini sekaligus melindungi data pribadi dari kejahatan siber.