Trump Mendesak Microsoft Pecat Eksekutif Tertentu: Alasan & Kontroversi Cahaya Cinta, September 27, 2025October 1, 2025 beritapenipuan.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta agar Microsoft memecat Lisa Monaco, salah satu petinggi perusahaan teknologi itu. Monaco kini menjabat sebagai Presiden urusan global Microsoft. Trump mengklaim bahwa Monaco pernah aktif dalam pemerintahan Demokrat, dan ia menuduh bahwa posisi Monaco menimbulkan potensi konflik kepentingan politik dan keamanan nasional. Monaco sebelumnya bekerja dalam pemerintahan Barack Obama sebagai penasihat keamanan, dan kemudian menjadi wakil jaksa agung di bawah Presiden Joe Biden. Peralihan kariernya ke Microsoft terjadi pada Juli 2025, ketika ia ditunjuk untuk memimpin hubungan Microsoft dengan pemerintah di berbagai negara. Tuduhan & Alasan di Balik Permintaan Trump menyebut bahwa Monaco adalah “ancaman bagi keamanan nasional AS,” terutama karena Microsoft memiliki banyak kontrak besar dengan pemerintah federal. Ia berargumen bahwa keberadaan Monaco di posisi strategis dapat menimbulkan kerentanan dalam hal akses data, kebijakan, atau pengaruh lembaga negara. Lebih lanjut, Trump menyatakan bahwa izin keamanan Monaco telah dicabut sejak Februari 2025. Selain itu, Monaco dikabarkan sudah dilarang memasuki properti federal AS sebagai bagian dari kebijakan pembatasan akses terhadap individu yang dianggap berisiko. Permintaan pemecatan ini muncul sehari setelah mantan Direktur FBI, James Comey, didakwa atas tuduhan pernyataan palsu dan menghalangi proses kongres. Trump tampaknya ingin menegaskan sikap kerasnya terhadap siapa saja yang dianggap sebagai “musuh politik.” Respons Microsoft & Dampak Politik Microsoft memilih untuk tidak memberikan komentar terhadap permintaan Trump. Sementara itu, Monaco juga belum merespons secara publik. Keputusan perusahaan untuk tetap diam menunjukkan bahwa tekanan politik dan permintaan presiden tidak selalu langsung berdampak pada kebijakan internal perusahaan. Langkah Trump ini menjadi bagian dari strategi yang lebih luas: menekan lembaga dan individu yang dinilai mengancam kepentingannya. Sejak kembali menjabat, Trump telah melakukan serangkaian manuver kekuasaan: menekan universitas lewat pembiayaan federal, melemahkan firma hukum lawan, dan memecat jaksa yang terkait dengannya. Implikasi & Tantangan Jangka Panjang Tuntutan Trump terhadap Microsoft menunjukkan bahwa garis antara politik dan bisnis semakin kabur. Ketika seorang presiden menekan perusahaan swasta atas alasan keamanan nasional, maka independensi korporat dan integritas lembaga korporasi dipertaruhkan. Jika Microsoft memenuhi tuntutan tersebut, hal ini bisa menciptakan preseden bahwa pejabat publik dapat menentukan struktur manajemen perusahaan teknologi berdasarkan persepsi politik. Sebaliknya, jika Microsoft menolak, hal ini dapat memicu konflik hukum, tekanan politik, atau bahkan tindakan legislasi terhadap perusahaan teknologi. Bagi Monaco, tuduhan dan permintaan pemecatannya menempatkannya di tengah badai politik. Posisi yang semula strategis justru menjadi beban ketika dunia politik ikut campur dalam urusan bisnis. Untuk publik, kejadian ini mengingatkan bahwa keputusan perusahaan teknologi besar bisa terpengaruh agenda politik. Masyarakat dan pemangku kepentingan harus memperhatikan bagaimana kebijakan internal korporasi dapat diekspos pada tekanan luar. Seiring berjalannya waktu, yang akan menarik untuk disimak adalah bagaimana Microsoft merespons: tetap mempertahankan eksekutifnya atau memutuskan komitmen politik demi menjaga posisi bisnis dan hubungannya dengan negara. Business Donald Trump Microsofthubungan Microsoft dan pemerintahindependensi perusahaan teknologiisu politik di dunia korporasikeamanan nasional ASkonflik politik korporasiLisa Monaco dipecatLisa Monaco mantan pejabat Bidentekanan politik terhadap perusahaan teknologiTrump versus Microsoft