Waspada Kasus Scam Bermodus Penipuan Transaksi Belanja, Kerugian Tembus Rp 1 Triliun Cahaya Cinta, November 21, 2025 Waspadai Lonjakan Kasus Scam Transaksi Belanja, Kerugian Tembus Rp1 Triliun OJK Mengungkap Skala Kerugian Akibat Scam yang Terus Meluas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap peningkatan besar kasus scam yang terus menghantui masyarakat Indonesia. Laporan terbaru menunjukkan kerugian akibat penipuan digital ini sudah menembus triliunan rupiah. Situasi ini semakin memprihatinkan karena para pelaku menggunakan berbagai trik untuk mengincar korban, mulai dari pencurian uang hingga akses ilegal ke data pribadi. Data Indonesia Anti-Scam Center Menunjukkan Lonjakan Kasus Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menegaskan bahwa laporan terkait scam meningkat drastis sepanjang tahun. Ia menjelaskan bahwa masyarakat terus jatuh ke perangkap penipu meski edukasi keuangan terus digencarkan. Menurut data Indonesia Anti-Scam Center per November, total kerugian masyarakat sudah mencapai Rp7,3 triliun. Selain itu, lebih dari 323 ribu laporan masuk dari seluruh wilayah Indonesia. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding beberapa negara lain yang hanya menerima 150–200 laporan tiap hari. Di Indonesia, laporan harian bisa memuncak hingga 800–1.000 kasus. Modus Penipuan Transaksi Belanja Mendominasi Kerugian Friderica membeberkan bahwa penipuan transaksi belanja menjadi modus yang paling sering digunakan pelaku. Dari total laporan, lebih dari 58 ribu kasus berasal dari modus belanja palsu, dengan nilai kerugian mencapai lebih dari Rp1 triliun. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat masih rentan tertipu oleh toko online fiktif, website abal-abal, dan penjual yang memanfaatkan momen ramai belanja. Karena itu, Friderica mengingatkan masyarakat untuk lebih cermat sebelum melakukan pembayaran. Ia menegaskan bahwa pelaku biasanya memanfaatkan kelengahan korban dengan menawarkan harga yang terlalu murah, memberikan tautan pembayaran palsu, atau mengarahkan ke platform transaksi yang tidak aman. Modus Fake Call Terus Mengintai Masyarakat Selain penipuan belanja, modus fake call juga semakin meresahkan. Pelaku kerap berpura-pura menjadi teman, kerabat, atau seseorang yang sedang berada dalam kondisi darurat. Mereka memancing kepanikan korban dengan alasan kecelakaan, kehilangan dompet, atau sedang membutuhkan uang mendesak. Karena situasi yang dibuat penuh tekanan, korban sering kali langsung mentransfer uang tanpa berpikir panjang. Friderica menekankan bahwa masyarakat harus menahan diri dan melakukan verifikasi sebelum mengirim dana ke pihak mana pun. Penipuan Investasi Masih Menjerat Banyak Korban Modus lain yang tak kalah berbahaya adalah penipuan investasi. Banyak anak muda tergiur iming-iming keuntungan cepat dan tinggi, namun justru terjebak dalam investasi bodong. Pelaku biasanya memanfaatkan tren investasi digital, merekrut korban melalui media sosial, dan memberikan janji keuntungan pasti yang sebenarnya tidak masuk akal. Menurut OJK, penipuan investasi terus bertambah karena literasi keuangan masyarakat masih terbatas. Masyarakat sering kali tidak memeriksa izin usaha, legalitas platform, atau kejelasan pengelola dana. OJK Mendorong Edukasi Keuangan untuk Menekan Korban Baru Untuk menekan laju penipuan, OJK terus memperluas edukasi keuangan melalui berbagai saluran. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh tawaran yang terlihat menggiurkan. Selain itu, OJK mengajak masyarakat untuk selalu memeriksa informasi resmi sebelum menyerahkan data atau uang dalam bentuk apa pun. Meta Description (YOAST SEO) Lonjakan kasus scam transaksi belanja membuat kerugian masyarakat menembus Rp1 triliun. OJK mengungkap modus penipuan yang paling sering terjadi dan cara masyarakat bisa menghindarinya. Kata Kunci (Focus Keyphrase) scam transaksi belanja Slug URL (YOAST-friendly) scam-transaksi-belanja-kerugian-rp1-triliun. Business