Napi Lapas Medan Otaki Penipuan Rp 254 Juta ke Ayah Artis Raline Shah Cahaya Cinta, October 15, 2025October 20, 2025 beritapenipuan.id – Seorang pria berinisial Rahmat Shah, ayah dari Raline Shah, menjadi korban penipuan digital hingga mengalami kerugian senilai Rp 254 juta. Aksi ini diotaki oleh seorang tahanan di Lapas Kelas I Tanjung Gusta Medan bersama tiga rekannya. “Perlu kami sampaikan secara garis besar bahwa ini merupakan kejahatan scamming dengan memanipulasi data,” ujar Direktur Reserse Siber Polda Sumatra Utara, Doni Satria Sembiring.Pelaku utama, Muhammad Syarifuddin Lubis (25), berpura-pura menjadi Raline Shah melalui WhatsApp dan menghubungi Rahmat dengan mengaku sebagai anaknya. Ia meminta uang senilai Rp 24 juta sebagai langkah awal. Korban kemudian mentransfer uang sesuai instruksi pelaku.Tidak berhenti di situ, pelaku terus meminta uang: ada permintaan berikutnya sebesar Rp 42 juta untuk pembelian emas, lalu Rp 88 juta, dan terakhir Rp 100 juta. Total kerugian korban pun mencapai Rp 254 juta. Pelaku dan Penahanan yang Terungkap Polisi menangkap empat pelaku penipuan ini, terdiri dari dua tahanan dan dua warga sipil. Mereka adalah Muhammad Syarifuddin Lubis (25) dan Rizal (34) — keduanya napi narkotika di Lapas Tanjung Gusta Medan — serta Indri Permadani (20) warga Langkat dan Tika Handayani (30) warga Medan.Kasus ini diungkap oleh Direktorat Reserse Siber Polda Sumut setelah dilakukan pelacakan digital dari nomor rekening dan pola komunikasi pelaku. Doni Satria Sembiring menjelaskan bahwa modusnya berupa manipulasi identitas dengan memanfaatkan kepercayaan korban terhadap figur publik. “Pelaku mengatakan bahwa ia merupakan anaknya yaitu Raline Shah,” jelasnya.Keempat tersangka kini ditahan dan dijerat pasal berlapis tentang penipuan dan pencucian uang dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara. Polisi juga menyita ponsel, kartu SIM, serta catatan transaksi perbankan sebagai barang bukti utama. Imbas Sosial dan Pelajaran bagi Masyarakat Kasus ini menegaskan bahwa kejahatan digital makin berkembang dengan memanfaatkan nama selebriti sebagai kedok. Korban yang dikenal publik menjadi target karena faktor kepercayaan yang tinggi. Skema seperti ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga merusak privasi serta reputasi pihak yang namanya disalahgunakan.Modus penipuan lewat aplikasi pesan instan seperti WhatsApp kini marak dengan ciri serupa: permintaan uang mendadak, penggunaan foto profil publik figur, dan percakapan meyakinkan. Pelaku kerap memanfaatkan kondisi emosional korban, membuat komunikasi tampak alami, lalu meminta uang bertahap.Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap nomor tidak dikenal yang mengaku sebagai anggota keluarga atau tokoh terkenal. Pemeriksaan identitas melalui panggilan video atau konfirmasi langsung adalah langkah awal yang penting. Rekomendasi Pencegahan dan Tindakan Selanjutnya Untuk mencegah kejadian serupa, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan masyarakat: Jangan mengirim uang kepada siapa pun tanpa memastikan identitasnya secara langsung. Segera hentikan komunikasi jika ada permintaan dana mencurigakan lewat media sosial atau pesan pribadi. Laporkan ke pihak kepolisian atau siber apabila menemukan akun yang mengatasnamakan tokoh publik. Edukasi keluarga agar waspada terhadap modus penipuan digital yang kian canggih. Kasus penipuan terhadap ayah Raline Shah menjadi pengingat bahwa siapa pun bisa menjadi korban, tanpa memandang status sosial. Kejahatan digital tidak mengenal batas, dan kewaspadaan aktif menjadi perlindungan terbaik di era komunikasi serba cepat ini. Business korban penipuan digital 2025modus penipuan WhatsApppelaku penipuan Lapas Tanjung Gustapenipuan digital ayah Raline Shahpenipuan menggunakan nama selebritipenipuan online Medanscamming WhatsApp selebriti
beritapenipuan.id – Seorang pria berinisial Rahmat Shah, ayah dari Raline Shah, menjadi korban penipuan digital hingga mengalami kerugian senilai Rp 254 juta. Aksi ini diotaki oleh seorang tahanan di Lapas Kelas I Tanjung Gusta Medan bersama tiga rekannya. “Perlu kami sampaikan secara garis besar bahwa ini merupakan kejahatan scamming dengan memanipulasi data,” ujar Direktur Reserse Siber Polda Sumatra Utara, Doni Satria Sembiring.Pelaku utama, Muhammad Syarifuddin Lubis (25), berpura-pura menjadi Raline Shah melalui WhatsApp dan menghubungi Rahmat dengan mengaku sebagai anaknya. Ia meminta uang senilai Rp 24 juta sebagai langkah awal. Korban kemudian mentransfer uang sesuai instruksi pelaku.Tidak berhenti di situ, pelaku terus meminta uang: ada permintaan berikutnya sebesar Rp 42 juta untuk pembelian emas, lalu Rp 88 juta, dan terakhir Rp 100 juta. Total kerugian korban pun mencapai Rp 254 juta. Pelaku dan Penahanan yang Terungkap Polisi menangkap empat pelaku penipuan ini, terdiri dari dua tahanan dan dua warga sipil. Mereka adalah Muhammad Syarifuddin Lubis (25) dan Rizal (34) — keduanya napi narkotika di Lapas Tanjung Gusta Medan — serta Indri Permadani (20) warga Langkat dan Tika Handayani (30) warga Medan.Kasus ini diungkap oleh Direktorat Reserse Siber Polda Sumut setelah dilakukan pelacakan digital dari nomor rekening dan pola komunikasi pelaku. Doni Satria Sembiring menjelaskan bahwa modusnya berupa manipulasi identitas dengan memanfaatkan kepercayaan korban terhadap figur publik. “Pelaku mengatakan bahwa ia merupakan anaknya yaitu Raline Shah,” jelasnya.Keempat tersangka kini ditahan dan dijerat pasal berlapis tentang penipuan dan pencucian uang dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara. Polisi juga menyita ponsel, kartu SIM, serta catatan transaksi perbankan sebagai barang bukti utama. Imbas Sosial dan Pelajaran bagi Masyarakat Kasus ini menegaskan bahwa kejahatan digital makin berkembang dengan memanfaatkan nama selebriti sebagai kedok. Korban yang dikenal publik menjadi target karena faktor kepercayaan yang tinggi. Skema seperti ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga merusak privasi serta reputasi pihak yang namanya disalahgunakan.Modus penipuan lewat aplikasi pesan instan seperti WhatsApp kini marak dengan ciri serupa: permintaan uang mendadak, penggunaan foto profil publik figur, dan percakapan meyakinkan. Pelaku kerap memanfaatkan kondisi emosional korban, membuat komunikasi tampak alami, lalu meminta uang bertahap.Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap nomor tidak dikenal yang mengaku sebagai anggota keluarga atau tokoh terkenal. Pemeriksaan identitas melalui panggilan video atau konfirmasi langsung adalah langkah awal yang penting. Rekomendasi Pencegahan dan Tindakan Selanjutnya Untuk mencegah kejadian serupa, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan masyarakat: Jangan mengirim uang kepada siapa pun tanpa memastikan identitasnya secara langsung. Segera hentikan komunikasi jika ada permintaan dana mencurigakan lewat media sosial atau pesan pribadi. Laporkan ke pihak kepolisian atau siber apabila menemukan akun yang mengatasnamakan tokoh publik. Edukasi keluarga agar waspada terhadap modus penipuan digital yang kian canggih. Kasus penipuan terhadap ayah Raline Shah menjadi pengingat bahwa siapa pun bisa menjadi korban, tanpa memandang status sosial. Kejahatan digital tidak mengenal batas, dan kewaspadaan aktif menjadi perlindungan terbaik di era komunikasi serba cepat ini.