OJK Beberkan Modus Penipuan dengan Teknologi AI yang Makin Marak Cahaya Cinta, September 4, 2025September 10, 2025 OJK Beberkan Modus Penipuan dengan Teknologi AI yang Makin Marak beritapenipuan.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan modus penipuan baru yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Modus ini membuat masyarakat resah karena mampu meniru suara dan wajah seseorang dengan sangat meyakinkan. Penipuan semacam ini menimbulkan tantangan baru bagi keamanan data pribadi dan transaksi keuangan di Indonesia. Modus Baru dengan Deepfake dan Voice Cloning Menurut OJK, pelaku penipuan kini menggunakan deepfake untuk memalsukan wajah dalam video atau panggilan daring. Tidak hanya itu, voice cloning memungkinkan penjahat meniru suara seseorang dengan tingkat kemiripan tinggi. Teknologi ini dipakai untuk mengelabui korban, seolah-olah komunikasi dilakukan langsung dengan orang yang dikenal. Korban biasanya diarahkan melakukan transfer uang atau memberikan informasi pribadi yang sensitif. Karena suara dan wajah terlihat sangat asli, banyak orang tidak menyadari sedang menjadi sasaran kejahatan. Modus ini menjadikan masyarakat lebih rentan, terutama mereka yang aktif menggunakan aplikasi komunikasi digital. Dampak Serius terhadap Kepercayaan Publik Fenomena penipuan berbasis AI berpotensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital. OJK menilai, jika tidak diantisipasi, kejahatan ini dapat menghambat perkembangan ekosistem keuangan berbasis teknologi. Transaksi digital yang seharusnya efisien bisa terganggu karena meningkatnya rasa curiga dari pengguna. Selain itu, korban penipuan biasanya mengalami kerugian finansial signifikan. Tidak sedikit yang terjebak karena percaya panggilan video atau pesan suara berasal dari kerabat dekat. Kerugian materiil dan psikologis inilah yang mendorong OJK memberi peringatan serius kepada masyarakat. Imbauan OJK untuk Masyarakat OJK meminta masyarakat lebih waspada terhadap permintaan mencurigakan, meski datang dari orang terdekat. Mereka menekankan pentingnya melakukan verifikasi berlapis sebelum melakukan transaksi. Misalnya, dengan menghubungi langsung nomor resmi atau bertemu tatap muka. Selain itu, OJK mengajak masyarakat melaporkan segera jika menemukan indikasi penipuan berbasis AI. Laporan tersebut bisa membantu aparat menindak pelaku serta memperkuat upaya pencegahan. Edukasi mengenai bahaya deepfake dan voice cloning juga diharapkan semakin gencar dilakukan di berbagai kalangan. Dengan langkah ini, OJK menegaskan komitmen menjaga integritas sektor jasa keuangan dari ancaman kejahatan berbasis teknologi. Mereka menilai perlindungan konsumen menjadi prioritas utama, sehingga masyarakat dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman di era digital. Business modus penipuan deepfakeOJK peringatan penipuan AIpenipuan AIpenipuan teknologi kecerdasan buatanvoice cloning penipuan