Mengintip Lokasi Bimbel yang Dipakai Dokter Palsu di Sedayu Bantul

beritapenipuan.id –  Di RT.57 Pedusan, Argosari, Sedayu, Bantul terdapat bangunan warna cream-hijau yang jadi lokasi bimbel milik FE (26). Warga menyebut bangunan itu terpisah dari rumah tinggal pelaku dan saat dikunjungi dalam kondisi tertutup serta sepi. Tidak ada plakat atau papan nama “bimbel” di luar bangunan tersebut.

Source: detik.com

Kegiatan yang Terlihat di Bimbel

FE menyewa dua rumah yang saling berhadapan. Rumah pertama ia tempati bersama keluarga; rumah kedua difungsikan sebagai tempat bimbel anak SD dan SMP. Tetangga menyebut ada beberapa pengajar yang ikut membantu mengajar di bimbel itu setiap hari.

Pernyataan Tetangga tentang Klaim FE

Tukijo (70), tetangga FE, mengatakan bahwa FE belum lama tinggal di Pedusan. FE tinggal bersama anak kecil dan seorang laki-laki lain di tempat kontrakan. Maryatun (47), tetangga lainnya, menyebut bahwa FE sebelumnya hanya mengajar sendiri di rumahnya. Sekitar setengah tahun lalu ia pindah ke rumah warna cream-hijau untuk menjalankan bimbel bersama tim pengajar lainnya.

FE juga mengaku ke tetangga pernah kuliah kedokteran dan suaminya sedang menjalani koas. Klaim itu muncul dalam pertemuan RT dan arisan lingkungan. Namun FE tidak melanjutkan pendidikan kedokteran tersebut, tetangga menyebut, karena adanya anak balita.

Keterkaitan Bimbel dengan Penipuan

Polisi mengamankan FE atas penipuan pasien menggunakan identitas dokter. Ia menjanjikan terapi dan diagnosa terhadap pasien, termasuk vonis HIV dan gangguan mental. Korban tertipu hingga Rp 538.950.000 setelah menyerahkan uang dan sertifikat tanah sebagai jaminan. Polisi menyita barang bukti seperti alat kesehatan, pakaian dokter dan obat-obatan dari tempat praktik dan bimbel tersebut.

Kesimpulan dan Refleksi Masyarakat

Bangunan bimbel yang tampak biasa itu menyembunyikan modus penipuan serius. Kasus ini menjadi peringatan agar warga selalu memverifikasi identitas tenaga medis. Pemerintah dan lembaga kesehatan diperluas pengawasannya untuk mencegah praktik serupa.