Data Bocor, Konsumen Ninja Xpress Dapat Kiriman COD Berisi Sampah

Berita Penipuan – Jakarta, 14 Juli 2025 – Sebuah kasus penipuan bermodus pengiriman paket fiktif dengan metode bayar di tempat (COD) tengah diselidiki oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya. Peristiwa ini menyeret nama Ninja Xpress setelah ribuan data konsumennya diduga dicuri dan dimanfaatkan untuk aksi kriminal.

Paket-paket misterius berisi kain perca, koran bekas, bahkan sampah dilaporkan diterima oleh pelanggan, lengkap dengan resi yang mirip milik jasa pengiriman resmi. Namun, alih-alih isi sesuai pesanan, barang yang diterima tidak memiliki nilai sama sekali.

Modus Kirim Paket Bayangan

Menurut AKBP Raffles Langgak Marpaung dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya, pelaku memanfaatkan celah dengan membuat resi palsu menyerupai Ninja Xpress. Paket-paket itu dikirim secara paralel ke alamat konsumen yang sebelumnya memang pernah melakukan transaksi.

“Korban menerima dua paket: satu asli dan satu lagi palsu yang berisi barang-barang tidak berguna. Karena dikirim bersamaan, banyak konsumen yang tidak menyadari penipuan tersebut,” jelas Raffles dalam konferensi pers, Jumat (11/7/2025).

Ribuan Data Dicuri, Dijual Murah

Investigasi menemukan bahwa sebanyak 10.000 data konsumen dicuri oleh T, seorang pekerja lepas di cabang Ninja Xpress wilayah Lengkong, Bandung. Data itu kemudian dijual ke pelaku lain berinisial G—yang kini masih buron—dengan harga hanya Rp 2.500 per identitas.

T sendiri mendapatkan Rp 1.500 per data, sementara tersangka kedua, FMB, yang bertugas mencetak resi dan mengatur pengiriman palsu, mendapat bagian Rp 1.000 per data.

Total keuntungan yang diraup dari aksi ini mencapai Rp 25 juta, dengan pembagian: T mengantongi Rp 15 juta, sedangkan FMB mendapat Rp 10 juta.

Pengiriman Mirip Resmi, Tapi Tanpa Logo

Paket fiktif dicetak menggunakan sistem sendiri oleh pelaku G, yang meniru format resi Ninja Xpress. Meski tampilannya meyakinkan, tidak ada logo resmi perusahaan pada pengiriman tersebut.

Penangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda: T ditangkap di Bandung, dan FMB diamankan di Cirebon. Polisi saat ini masih memburu G, yang diyakini menjadi dalang utama dalam kasus ini.

“Ini belum selesai, masih ada pengembangan lebih lanjut yang kami sebut sebagai jilid dua. Kata Raffles, menandakan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut.

Respons Resmi dari Ninja Xpress

Perusahaan jasa pengiriman Ninja Xpress langsung menanggapi serius temuan ini. Andi Junardi Juarsa, selaku Chief Marketing Officer, menyatakan bahwa perusahaan sudah melakukan audit internal begitu mendeteksi anomali pada sistem akses data.

“Begitu kami menemukan aktivitas mencurigakan terhadap sistem data internal. Investigasi langsung dijalankan dan kasus ini kami laporkan ke pihak berwenang,” tulisnya dalam pernyataan resmi.

Andi menegaskan bahwa Ninja Xpress berkomitmen melindungi informasi pelanggan dan tidak mentolerir pelanggaran terhadap data pribadi dalam bentuk apa pun. Ia juga menyatakan perusahaan akan meningkatkan sistem keamanan secara menyeluruh untuk mencegah insiden serupa.