Cerita Ngeri Pria Kulon Progo Setahun Disekap Sindikat Scammer di Kamboja Cahaya Cinta, November 21, 2025 Meta Description Seorang pemuda Kulon Progo bernama Herlambang berhasil lolos setelah setahun disekap dan dipaksa bekerja sebagai scammer oleh sindikat penipuan di Kamboja. Ini kronologi lengkap pelarian dan penyelamatannya. Kata Kunci Utama (YOAST SEO) pria Kulon Progo disekap scammer Kamboja Slug URL (YOAST SEO) pria-kulon-progo-disekap-scammer-kamboja Cerita Ngeri Pria Kulon Progo Lolos Setelah Setahun Disekap Sindikat Scammer di Kamboja Pemuda Kulon Progo Mengungkap Pengalaman Mengerikan Seorang pemuda asal Sindutan, Temon, Kulon Progo, bernama Herlambang (23), akhirnya menghirup udara bebas setelah setahun mengalami penyekapan oleh sindikat scammer di Kamboja. Ia menceritakan pengalamannya secara langsung saat bertemu dengan Bupati Kulon Progo. Herlambang mengaku awalnya tertarik bekerja di luar negeri karena iming-iming pekerjaan dan gaji yang meyakinkan. Modus Perekrutan Mengelabui Korban Pada akhir Agustus 2024, Herlambang mendaftarkan diri untuk bekerja di luar negeri. Perekrut awalnya menawarkan pekerjaan operator pabrik di Taiwan. Namun tawaran itu tiba-tiba berubah menjadi posisi penjaga toko di Thailand. Ia tetap mengikuti prosesnya dan membayar biaya keberangkatan sebesar Rp 25 juta. Tak lama kemudian, hanya seminggu setelah pendaftaran, ia sudah diberangkatkan. Namun alih-alih tiba di Thailand, ia justru mendarat di Kamboja. Menurut Herlambang, proses yang terlalu cepat dan penggunaan paspor kunjungan tanpa visa kerja sempat membuatnya curiga. Namun ia terlanjur berada dalam kendali perekrut. Korban Dipaksa Bekerja Sebagai Scammer Setibanya di Kamboja, Herlambang dipaksa bekerja sebagai scammer online yang menyasar warga Indonesia. Ia harus mengikuti perintah yang diberikan sindikat, termasuk membuat skema penipuan digital. Tekanan yang ia terima membuatnya hidup dalam ketakutan setiap hari. Menurutnya, setiap kesalahan langsung berujung hukuman. “Kalau salah, mereka langsung memukul. Minimal sepuluh kali untuk satu kesalahan,” ujar Herlambang. Ia mengaku tidak pernah disetrum, tetapi menerima pemukulan dua hingga tiga kali dalam seminggu. Hal serupa juga dialami korban WNI lain. Penjagaan Ketat Membuat Korban Sulit Kabur Herlambang mencoba mencari cara untuk melarikan diri. Namun penjagaan ketat di gedung pertama dan kedua membuat ia dan teman-temannya tidak bisa berbuat banyak. Seluruh area dipenuhi CCTV, sementara jalan keluar dijaga petugas keamanan. Namun situasi mulai berubah ketika sindikat memindahkannya ke gedung lain yang berada dekat perbatasan Thailand. Gedung tersebut memiliki akses langsung menuju sebuah danau, sehingga memungkinkan jalur pelarian. Kesempatan Emas untuk Melarikan Diri Setelah menunggu waktu yang tepat, Herlambang memutuskan kabur bersama beberapa korban lain. Mereka harus bergerak cepat dan penuh kehati-hatian karena sindikat langsung memasukkan nama korban kabur ke dalam daftar pencarian internal. “Waktu kabur itu rasanya sangat takut. Karena begitu kabur, kami masuk blacklist bos, dan anak buahnya langsung mencari,” kenangnya. Dari area kantor, Herlambang berlari menuju rute aman menuju KBRI Phnom Penh. Di sana, ia meminta perlindungan dan bantuan untuk dipulangkan. Korban Akhirnya Pulang ke Indonesia Setelah mendapatkan perlindungan, Herlambang menghubungi pihak Kalurahan Sindutan untuk mengabarkan kondisi dan meminta dukungan administrasi. Proses pemulangannya berjalan dengan pengawasan ketat. Kini, setelah kembali ke Indonesia, ia berharap pemerintah semakin memperketat pengawasan tenaga kerja migran agar tidak ada korban berikutnya. Business