Pria di Manggarai, NTT Pura-Pura Intel dan Reskrim, Tega Tipu Pacar dan Sibuk Mencur Cahaya Cinta, October 14, 2025October 20, 2025 beritapenipuan.id – Seorang pria berinisial LN di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur mengaku sebagai anggota intel dan Reskrim untuk menipu pacarnya. LN menggunakan kebohongan tersebut agar korban percaya dan menyerahkan sejumlah uang kepadanya. Ia berdalih memiliki “tugas rahasia” dan meminta bantuan finansial dari sang pacar. Korban mengaku awalnya ragu, namun LN meyakinkan bahwa identitasnya resmi dan membuat pernyataan seperti “Saya bagian intel, saya akan panggil nanti” guna memperkuat citranya. Akhirnya korban percaya dan mentransfer sejumlah dana atas permintaan LN. Setelah menerima uang, pelaku pun melakukan tindakan lebih lanjut yakni mengambil barang milik korban tanpa izin. Aksi Pencurian Sebagai Lanjutan Kejahatan Setelah sukses menipu pacarnya, LN tidak berhenti di sana. Ia juga melancarkan aksi pencurian terhadap korban yang sama. Pelaku memasuki rumah korban dan mengambil barang elektronik serta uang kontan tanpa persetujuan. Korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang dan membuat pengaduan polisi atas penipuan dan pencurian yang dialaminya. Pihak kepolisian kemudian menangkap LN di wilayah Manggarai dan menetapkannya sebagai tersangka. Barang bukti berupa ponsel, uang, dan beberapa dokumen terkait pengakuan palsu ditemukan saat penangkapan. Pelaku kini menghadapi proses hukum atas dua dakwaan: penipuan dengan modus pengakuan palsu sebagai aparat dan pencurian benda milik korban. Motif dan Dampak Psikologis Korban Motif pelaku menggunakan identitas palsu yakni untuk memanfaatkan kepercayaan emosional korban. Dengan berpura-pura memiliki jabatan penting di institusi keamanan, ia memperoleh akses psikologis terhadap korban. Taktik ini memungkinkan pelaku meminta uang dengan dalih “untuk operasional” atau “supaya aman” yang sebenarnya tidak berdasar. Dampak pada korban juga cukup luas. Selain kerugian finansial, korban mengalami trauma dan perasaan tidak aman karena barang pribadi diambil tanpa izin. Selain itu, fakta bahwa pelaku adalah pacarnya menambah rasa pengkhianatan yang dalam dan menimbulkan kehilangan kepercayaan terhadap relasi interpersonal. Pihak kepolisian mengimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap klaim identitas aparat melalui pesan atau panggilan tak resmi. Upaya Pencegahan dan Implikasi Untuk Masyarakat Kasus ini menghadirkan sejumlah pelajaran penting. Pertama, identitas seseorang harus diverifikasi ketika ia mengklaim sebagai aparat ataupun intel yang membutuhkan bantuan keuangan. Pemanggilan atau prosedur resmi biasanya dilakukan secara tertulis atau melalui saluran instansi terkait, bukan telepon mendadak atau permintaan uang secara spontan. Kedua, ketika seseorang yang dikenal secara pribadi—seperti pacar atau kenalan—menuntut uang atau barang atas alasan tugas rahasia, perlu disikapi dengan skeptis. Komunikasikan dengan pihak keluarga atau instansi keamanan jika klaim tersebut terdengar mencurigakan. Ketiga, bagi korban maupun masyarakat umum, segera melapor ke kepolisian ketika menemui kombinasi penipuan dan pencurian seperti ini. Tindakan cepat dapat memperkuat penyelidikan, mengumpulkan bukti, dan mencegah pelaku melancarkan aksi serupa terhadap korban lain. Secara keseluruhan, kasus yang terjadi di Manggarai, NTT ini menunjukkan bahwa modus identitas palsu sebagai aparat masih efektif dan berbahaya. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama dalam interaksi yang melibatkan kepercayaan emosional dan tuntutan finansial secara mendadak. Business kasus penipuan NTTkriminalitas NTTmodus intel palsupencurian Manggaraipenipuan aparat palsupenipuan identitas palsupenipuan pacarwaspada penipuan modus intel