Penipuan AI “Deepfake” Kian Marak, Keamanan Identitas Digital Diuji Cahaya Cinta, November 13, 2025 Penipuan Deepfake AI Semakin Marak, Vida Perkuat Keamanan Identitas Digital Meta Deskripsi: Teknologi deepfake semakin mengancam keamanan identitas digital. Vida menghadirkan solusi autentikasi berbasis AI seperti FaceToken dan PhoneToken untuk melawan penipuan online dan menjaga kepercayaan digital. Kata Kunci Utama: penipuan deepfake AI, keamanan identitas digital, autentikasi biometrik Vida Slug URL: penipuan-deepfake-ai-keamanan-identitas-digital Vida Perkuat Kepercayaan Digital dengan Teknologi AI Perkembangan teknologi deepfake kini menjadi tantangan besar dalam menjaga keamanan identitas digital. Melihat hal ini, perusahaan penyedia solusi identitas digital Vida berinisiatif memperkuat sistem autentikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk melindungi masyarakat dari penipuan siber yang semakin canggih. Founder & Group CEO Vida, Niki Luhur, menegaskan bahwa kejahatan siber kini tidak hanya mengandalkan kelemahan teknologi, tetapi juga memanipulasi perilaku pengguna. Modus seperti phishing dan account takeover terbukti menimbulkan kerugian besar secara finansial. Niki menjelaskan bahwa teknologi deepfake sudah mencapai tahap yang sulit dibedakan antara video asli dan manipulasi digital. Karena itu, peran lembaga seperti Vida sebagai Certificate Authority menjadi sangat penting dalam menjaga integritas identitas digital di dunia maya. Inovasi FaceToken dan PhoneToken Lindungi Transaksi Digital Untuk menjawab ancaman tersebut, Vida meluncurkan dua teknologi utama, yaitu FaceToken dan PhoneToken. Kedua solusi autentikasi ini menggabungkan kecerdasan buatan dengan sistem enkripsi tingkat tinggi. FaceToken menggunakan deteksi wajah hidup (liveness detection) untuk memverifikasi identitas tanpa memerlukan kata sandi, sedangkan PhoneToken memanfaatkan perangkat terdaftar untuk memastikan keamanan transaksi digital. Penerapan kedua teknologi ini terbukti efektif di sektor keuangan karena mampu mengurangi transaksi tidak sah hingga 90 persen. Transaksi pun menjadi lebih cepat, aman, dan nyaman bagi pengguna. Kerangka Keamanan AI-native Perkuat Pertahanan Siber Vida juga mengembangkan kerangka keamanan berbasis AI-native, yang menggabungkan teknologi computer vision, fraud detection engine, dan analisis perangkat. Sistem ini dirancang untuk mengenali pola serangan kompleks, seperti injection attack dan virtual camera spoofing, yang kerap digunakan pelaku kejahatan digital. Niki menambahkan bahwa banyak penipu memanfaatkan alat seperti reverse engineering dan virtual camera injection untuk menipu sistem biometrik. Karena itu, tim keamanan Vida terus memantau pola serangan dari sisi perangkat hingga jaringan agar bisa mendeteksi ancaman sejak dini. Jaringan Penipu Digital Beroperasi Layaknya Perusahaan Dalam laporannya, Vida menemukan fenomena baru bernama scan-as-a-service. Layanan ilegal ini memungkinkan jaringan penipu mengakses akun digital secara massal. Salah satu contoh nyata adalah “device farm” di Latvia, yang melayani lebih dari 15.000 pelaku penipuan dan mengakses hingga 48 juta akun digital. Temuan ini menunjukkan bahwa kejahatan siber kini berjalan secara terorganisir, memiliki struktur, infrastruktur, bahkan sistem berbagi data layaknya perusahaan. Kondisi tersebut menuntut kolaborasi lintas sektor, terutama antara perbankan, fintech, dan penyedia keamanan siber.Kolaborasi Industri Jadi Kunci Pertahanan Digital Nasional Niki Luhur menekankan pentingnya kerja sama besar-besaran di tingkat industri untuk menghadapi ancaman ini. Ia mendorong perbankan, fintech, asosiasi industri, dan pemerintah agar bersinergi memperkuat ketahanan ekosistem digital nasional. Menurut laporan Vida Fraud Intelligence Report 2025, penipuan berbasis deepfake di kawasan Asia Pasifik melonjak hingga 1.550 persen. Di Indonesia, 97 persen pelaku bisnis telah menjadi target social engineering, dan kerugian akibat penipuan digital sejak 2022–2024 mencapai lebih dari Rp 2,5 triliun. Sebagian besar disebabkan oleh penggunaan autentikasi konvensional seperti SMS OTP dan kata sandi. AI Jadi Pilar Baru Keamanan Digital Masa Depan Dengan meningkatnya risiko penipuan digital, adopsi teknologi AI menjadi kunci utama membangun ekosistem digital yang tepercaya. Upaya Vida melalui FaceToken, PhoneToken, dan kerangka AI-native menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi benteng utama melawan kejahatan siber sekaligus memperkuat kepercayaan publik di dunia digital. Business